Mojokerto - Suasana Kelas 5 putri sangat berbeda, kali ini para santri bersama Ustadzah Ika melakukan praktik menarik tentang cara kerja telinga pada hari Kamis (30/10).
Mojokerto - Suasana Kelas 5 putri sangat berbeda, kali ini para santri bersama Ustadzah Ika melakukan praktik menarik tentang cara kerja telinga pada hari Kamis (30/10).
Mojokerto — Santri putri kelas 5 SD Alam Islami eLKISI melaksanakan praktik pembuatan surat yang baik dan benar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (25/10). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya melatih keterampilan menulis santri agar mampu menyusun surat dengan struktur yang tepat dan bahasa yang santun.
Dalam pembelajaran tersebut, Ustadzah Ika memberikan penjelasan mengenai bagian-bagian surat, seperti tempat dan tanggal, salam pembuka, isi surat, hingga penutup yang harus disesuaikan dengan keperluan dan penerima surat.
"Sebelum menulis, para santri diberikan penjelasan apa saja yang harus ditulis saat membuat surat," Ujarnya.
lebih lanjut, Beliau menyampaikan para santri terlihat sangat antusias saat diminta untuk mulai menulis surat mereka masing-masing. Dengan penuh semangat, mereka menuangkan ide dan pesan ke dalam tulisan, sambil tetap memperhatikan kerapian dan tata bahasa.
Melalui kegiatan ini, diharapkan santri dapat semakin terampil dalam berkomunikasi secara tertulis, serta memahami pentingnya beradab dalam menyampaikan pesan melalui surat.(mmf)
Mojokerto - Siapapun orang yang telah Allah limpahkan nikmat kepadanya, dilarang untuk mencela sesama. Sebab, orang yang suka mencela tidak akan masuk ke dalam surga Allah.
Pada kesempatan siang ini, Ananda Ali Umar Zaidan mengutip sabda Rasulullah ﷺ:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ
“Tidak akan masuk surga orang yang suka mencela.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa semua yang telah Allah berikan harus digunakan dalam kebaikan, adapun bilamana di antara kita ada yang pernah mencela teman atau sesama, hendaknya segera menyesali perbuatannya, bertaubat, dan meminta maaf.
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
النَّدَمُ تَوْبَةٌ
“Penyesalan adalah taubat.” (HR. Ibnu Majah)
Dengan demikian, seorang muslim sejati hendaknya menjaga lisan dan hatinya dari kata-kata yang menyakiti orang lain, agar hidupnya senantiasa berada dalam ampunan dan ridha Allah Ta’ala. (mmf)
Mojokerto - Santri putri kelas 4–6 SD Alam Islami eLKISI melaksanakan senam pramuka di lapangan utama eLKISI dengan penuh semangat, Kamis (23/10). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Syafa Faiha Widagda (6) dan Haniyah Syakira (6).
Suasana lapangan tampak ceria dan penuh antusiasme. Para santri mengikuti setiap gerakan dengan semangat dan keceriaan, menunjukkan jiwa sehat dan gembira.
Kegiatan senam pramuka ini menjadi salah satu upaya untuk menjaga kebugaran jasmani, menumbuhkan semangat kebersamaan, serta menanamkan nilai disiplin dan kekompakan pada diri para santri.
Dengan tubuh yang sehat dan semangat yang tinggi, diharapkan para santri tetap tekun dan bersemangat dalam belajar, sesuai dengan semangat pramuka yang tangguh, disiplin, dan berjiwa juang.
Kegiatan Pramuka SD Alam Islami eLKISI kali ini berlangsung seru dan penuh semangat. Bertempat di halaman Edupark eLKISI (18/10), para santri kelas 6 putri melanjutkan pembelajaran tali-temali yang telah mereka pelajari beberapa kali sebelumnya. Setelah memahami berbagai jenis simpul dasar, kini saatnya mereka mempraktikkan langsung pembuatan kaki tiga.
“Setelah beberapa kali belajar simpul tali-temali, anak-anak praktek langsung membuat kaki tiga,” ujar Kak Abin, pembimbing Pramuka SDAI eLKISI. Dengan sigap, beliau memberi contoh cara menyusun bambu dan mengikat simpul yang kuat agar kaki tiga dapat berdiri kokoh.
Para santri pun tampak antusias mengikuti arahan. Mereka bekerja sama mengikat tongkat, saling membantu, dan tertawa saat berusaha menarik talinya dan memegang tongkat. Salah satu santri, Nabillah Zaida Zahrah, mengungkapkan,
“Walaupun sulit dan menguras energi, tapi seru banget! Bisa belajar bareng teman-teman.” Ujarnya.
Selain melatih ketangkasan, ketelitian, dan kerja sama, kegiatan membuat kaki tiga juga memiliki kegunaan penting dalam kegiatan lapangan, seperti untuk mendirikan tenda, membuat tandu darurat, atau penyangga tiang bendera saat perkemahan.
Melalui kegiatan Pramuka ini, santri belajar bahwa dari seutas tali dan beberapa tongkat, mereka dapat menciptakan sesuatu yang berguna — sambil menumbuhkan nilai kerja keras, kebersamaan, dan tanggung jawab. (mmf)
Suasana halaman Edupark eLKISI tampak seru. Para santri kelas 4–6 putri mengikuti kegiatan Pramuka bersama Kak Abin dengan penuh antusias (18/10). Kali ini, mereka belajar tali raso dan tali hidup, dua keterampilan dasar yang seru sekaligus bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan sabar, Kak Abin membimbing dengan didampingi santri kelas 6, satu per satu santri dalam mengikat tali. Ada yang tertawa karena talinya terlepas, ada pula yang dengan bangga menunjukkan simpul yang berhasil dibuat. “Tali raso dan tali hidup bukan cuma soal simpul, tapi latihan untuk sabar, teliti, dan kerja sama,” ujar Kak Abin sambil tersenyum.
Adapun Hana Putri Salsabila menyampaikan kesannya, bahwa belajarnya seru walau sempat bingung untuk memulainya. "Seru sekali dan sempat bulet ustadz." Ujarnya.
Selain melatih ketangkasan tangan dan ketelitian, kegiatan ini juga mengajarkan makna kedisiplinan, kekompakan, dan tanggung jawab. Dalam kehidupan nyata, tali raso dan tali hidup sangat berguna — baik untuk membuat tandu darurat, mendirikan tenda, hingga melatih kemampuan berpikir praktis saat di alam terbuka. (mmf)
![]() |
| Muhammad Yaqzan Faeyza Robbani Kelas 6 |
Dalam penyampaiannya, Yaqzan mengutip sabda Rasulullah ﷺ:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلمُ
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Lebih lanjut, Eza menasihatkan bahwa dalam menuntut ilmu diperlukan kesabaran dan kerendahan hati, sebagaimana kisah Imam Al-Ghazali yang diminta oleh gurunya untuk mengambil dedaunan yang telah jatuh. Meskipun beliau sudah sangat mahir dalam ilmu Agama, namun tetap taat dan sabar dalam menjalani proses belajar.
Ia juga menegaskan bahwa bagi siapa pun yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga, sebagaimana hadits Rasulullah ﷺ:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Kultum yang disampaikan Yaqzan menjadi pengingat bagi kita bahwa menuntut ilmu bukan hanya sebatas kewajiban, tetapi juga merupakan ibadah mulia yang membuka pintu kemudahan menuju ridha dan surga Allah SWT. (mmf)
Tim Sepak Bola Santri SDAI eLKISI Mojokerto - SD Alam Islami eLKISI kembali menorehkan prestasi membanggakan pada ajang eLKISI Award tingkat...